Jumat, 20 September 2013

Cinta Tak Harus Memiliki

Waktu itu terang mentari pagi mengerangi kita. Cahaya indah yang membuat hati berbinar, membuat suasana bahagia yang kurasa.

Saat itu.. Aku melirik mata indah milikmu, entah apa yang kurasa. Hati ini berdetak kencang saat tatapan ku terasa terbalas olehmu.


Kalau saat itu adalah sebuah mimpi... Bolehkah aku kembali tidur dan mengulangnya kembali?
Ada juga suatu perasaan yang tak biasa. Aku senang saat ada di dekatmu, saat bercanda tawa denganmu..


Namun saat aku kembali bertatap mata denganmu.. Hati ini terasa bergetar.. Ingin rasanya aku terbang setinggi mungkin bersama..


Apakah ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Kalau iya, bolehkah aku menyimpan rasa ini?


Meski, aku tak akan tau apakah ini akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir aku denganmu?
Kalau memang ini sebuah pertemuan pertama dan terakhir.. Biarlah perasaan ini aku yang jaga.. Memang benar kata orang banyak, Cinta Tak Harus Memiliki.

Sabtu, 14 September 2013

Cinta Tak Butuh Alasan

Dalam heningnya malam, aku masih berpikir tentang kejadian yang lalu. Waktu pertama kalinya aku bertemu denganmu. Terasa tak asing saat itu. Banyak yang mengatakan bahwa kamu orang yang baik. Semuanya hampir mengenalmu, namun tidak untukku.

Percakapan kita yang pertama, aku masih sangat mengingatnya. Mengapa? Karena hal itu yang membuatku mulai merasakan kekesalan denganmu. Mungkin ini untuk pertama kalinya aku membenci seseorang yang baru saja aku kenal.

Saat itu aku menanyakan sesuatu yang menurutku sangat wajar, namun ternyata tidak untukmu. Nada bicaramu mulai meninggi, seakan aku sudah yakin bahwa kamu adalah sosok yang sangat sensitif dan emosi. Ini membuatku sungguh merasa kesal dan benci. Tapi sejenak aku juga berpikir, apakah aku yang terlalu lancang untuk bertanya pada seseorang yang baru di kenal? Apakah aku yang salah?

Berhari-hari aku memikirkan kejadian itu. Tak pernah bisa terlepas dari benakku. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari, di tempatku menimba ilmu selalu ada kamu. Apakah ini takdir yang mempertemukan kita? Bila ya, mengapa?

Bayangmu terus menghantuiku. Hingga suatu malam kau hadir dalam mimpiku. Ini sungguh di luar dugaanku, kita saling bertukar cerita dan tertawa bersama. Merupakan suatu hal yang gila! Bagaimana tidak? Sejak mimpi itu ada, aku semakin tak bisa melepaskanmu dari otakku! Bahkan, kedua bola mataku ini selalu ingin memperhatikanmu, selalu ingin menatapmu dan tak ingin lepas dari batang hidungmu. Sungguh gila dan konyol!

Apa maksudnya ini? Apa aku mulai menyukaimu? Tidak! Tapi, bukankah benci itu berbeda tipis dengan cinta? Bagaimana bisa? Namun, perasaan kagum itu mulai tumbuh dan terus tumbuh di hati kecil ini.

Mungkinkah benar, cinta dan benci itu beda tipis? Dan apakah tak ada satupun alasan yang dapat menjelaskan bagaimana aku bisa mencintainya? Sepertinya, cinta memang tak butuh alasan.