Pasti setiap perempuan ingin memiliki teman laki-laki yang bisa mengerti keadaannya dan mampu memahami apa yang diinginkan. Begitu juga dengan laki-laki. Namun, apakah ada pertemanan antara perempuan dan laki-laki yang murni (tidak ada perasaan apapun), selain benar-benar tulus untuk berteman dan bersahabat?
Aku teringat
akan suatu kejadian, di mana ada seorang perempuan yang cukup menarik dan
memiliki daya tarik yang kuat. Keinginannya dalam berteman adalah bergaul
dengan laki-laki. Baginya, laki-laki adalah sosok yang simple dan gak ribet, layaknya kebanyakkan perempuan.
Berteman
dengan salah satu laki-laki membuatnya berpikir mengenai pertemanan dengan
lawan jenis. Suatu waktu, laki-laki itu memberikan suatu kutipan yang beirisi,
“Gak akan
mungkin cewek dan cowok berhubungan tanpa ada rasa apa-apa diantara mereka,
meskipun pada akhirnya mereka akan mencoba memendam rasa itu dalam-dalam.”
Karena hari
sudah larut malam dan mata serta pikirannya mulai buram, perempuan itu bertanya
dengan polos, “Maksudnya? Maaf, hari sudah malam dan gue mulai lemot.”
Tidak sampai
satu menit, laki-laki itu membalas chat, “Ya, itu seperti yang sekarang lo
jalani dengan gue. Gak akan mungkin gue berhubungan sama lo tanpa punya rasa
apa-apa.”
Masih kurang
mengerti dengan jawaban itu, akhirnya perempuan itu membalas, “Please, jelasin secara detail. Jangan
sampai ini membuat gue bingung dan salah sangka nantinya.”
“Meskipun
gue akan mencoba menahan itu, sebenarnya gue juga punya rasa sama lo. Tapi, mau
tidak mau, itu harus gue tahan.”
“Rasa? Rasa
apa nih?”
“Rasa suka…
Gue juga suka dan naksir sama lo.”
“Suka biasa
kan? Yang lo selalu katakan bahwa, ‘Lo tuh beda, lo bisa diajak susah dan
perhatian banget. Sikap keibuan lo benar-benar nyata.’ Atau suka yang
bagaimana?”
“Suka yang
lebih. Bukan suka biasa. Gue jatuh cinta sama lo.”
Degh!!!
Hampir satu
menit, perempuan itu baru membalas, “Ohh iya, gue ngerti.”
Apakah benar
bahwa tidak ada pertemanan yang murni dalam sebuah persahabatan antara
perempuan dan laki-laki?
Tak hanya
sampai disitu, ada balasan chat lagi dari laki-laki itu, “Tapi, lo selalu
nyemangatin gue dan lo percaya kalo gue orangnya setia. Makanya, sekarang itu cuma
bisa gue pendam saja.”
Perempuan
itu hanya tertegun membaca chat malam itu. Menarik napas dan mencoba
menghembuskan secara perlahan, membuatnya lebih tenang dalam menghadapi “masalah”
ini. Kenapa masalah?
Pertama
Jatuh cinta
itu menyakitkan.
Kamu harus
bisa mencintai tanpa memiliki
Kedua
Setia.
Kamu harus
setia dengan pilihan pertama
Ketiga
Tulus.
Kalau memang
tulus, tak seharusnya percakapan ini terjadi
Dari kejadian
ini, aku menjadi berpikir bahwa diantara pertemanan dua lawan jenis kebanyakkan
tidak murni (tidak ada perasaan apapun). Sangat sulit untuk menemukan orang
yang benar-benar tulus untuk membantu dan memahami keadaan orang lain.
Seringkali, yang ada hanyalah timbul perasaan yang mampu membuat seseorang, ‘baru’
menjadi sosok yang mau memahami orang lain.
Tak perlu
takut bila mengalami kejadian ini, kamu hanya harus bisa untuk mengendalikan
perasaan dan tingkah lakumu dengan teman lawan jenismu. Di saat kamu mampu
untuk tetap berniat “berteman” dan bersikap sesuai niatmu, maka kamu sudah mulai belajar untuk menjadi
dewasa, karena akan ada saatnya orang yang benar-benar tulus itu datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar